Kecintaan Patrick Farrell pada dunia fotografi tidak hanya mengubah pandangan hidupnya.Kecintaan itu mampu pula menggugah sisi humanis orang lain lewat foto-fotonya.
SEBUAH gambar bisa mewakili seribu kata. Ungkapan ini jelas dipahami oleh Farrell.Lewat karyakaryanya, pria berusia 49 tahun ini menunjukkan bahwa foto mampu menceritakan banyak hal, dari kebahagiaan, keputusasaan, hingga duka mendalam.
Salah satu karya terbaik Farrell ”A People in Despair: Haiti’s Year Without Mercy” menjadi contoh terbaik.Kumpulan foto berisi 19 jepretan Farrell dalam hitam putih tersebut dinobatkan sebagai foto terbaik Pulitzer untuk kategori Breaking News Photography tahun ini.Foto-foto ini menampilkan dengan jelas beratnya penderitaan serta keputusasaan warga Haiti yang terkena badai Ike pada 2008.
”Tidak ada yang bisa menandingi sebuah foto. Gambar di foto akan melekat di pikiran Anda lebih dari hal lain,” tutur Farrell yang bekerja untuk Miami Herald tersebut. Kendati karya-karyanya banyak mendapat sanjungan,Farrell akan lebih bahagia melihat fotonya menggerakkan simpati orang untuk membantu Haiti.
Hanya beberapa hari setelah foto-foto itu terbit di tempatnya bekerja,bantuan memang mengalir deras ke negara itu. Untuk itu secara khusus Presiden Haiti Rene Preval berterima kasih padanya. ”Saya sangat bangga dengan foto-foto itu, tetapi saya juga tahu ada begitu banyak karya hebat di luar sana.
Yang terpenting adalah bagaimana orang memberi perhatian pada Haiti karena foto itu. Jika foto saya mampu membuat orang tergerak, itu bagus,” papar Farrell. Secara jujur Farrell mengaku sangat emosional saat mengambil gambar-gambar yang menyayat hati itu.”Saya sedang berada di kabut saat itu.
Saya bahkan bingung bagaimana mengambil gambar yang tepat. Saya hanya tahu kalau momen itu sangat penting dan akhirnya gambar itu diambil. Bencana itu sangat mengerikan,” tambahnya. Juri Pulitzer mengatakan, terpilihnya foto Farrell sebagai yang terbaik karena foto itu mampu menampilkan hal yang provokatif, dengan komposisi gambar keputusasaan tanpa cela.
Foto tersebut juga dinobatkan sebagai Picture of this Year (2009) dalam berbagai kompetisi foto jurnalistik di dunia. Lahir dan besar di Miami Florida, Farrell merupakan warga asli Miami dan datang dari keluarga besar. Pria berambut panjang ini merupakan anak ketujuh dari 12 bersaudara pasangan Dr James dan Peggie Farrell.
Farrell sudah jatuh cinta dengan dunia fotografi sejak berusia 13 tahun. Kecintaannya pada fotografi bisa dibilang tidak disengaja. Saat berusia 11 tahun Farrell kecil yang sedang merayakan Hallowen mengalami kecelakaan. Mata kanannya tertembak peluru mainan yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit.
Karena cederanya dia harus merelakan kedua matanya diperban selama seminggu dalam masa pemulihan di rumah sakit. Saat itulah Farrell mulai mengubah pandangannya tentang dunia.Dia pun mulai menaruh perhatian besar pada cahaya dan detail yang sangat berguna dalam dunia fotografi. Bakat besarnya di bidang fotografi sudah tampak menonjol saat SMA.
Kala belajar di Christopher Columbus High School dia berkeliling di AS dan menghasilkan karya-karya yang membuatnya dinobatkan sebagai fotografer sekolah tahunan. Demi fotografi Farrell bahkan membuat saudarasaudaranya marah besar karena merusak kamar mandi orang tuanya untuk dijadikan studio kamar gelap pribadi.
Setelah lulus SMU dia melanjutkan studi di Universitas Miami, pada jurusan seni di bidang televisi dan produksi film. Dia lulus pada 1981, kemudian bekerja di beberapa komunitas penerbitan di Florida. Namanya segera mencuri perhatian saat dinobatkan sebagai Photographer of the Year (1992, 1993) oleh asosiasi wartawan foto nasional wilayah 6.
Sebelumnya dia juga mengantongi penghargaan sebagai Photographer of the Year (1989, 1993) untuk Amerika wilayah selatan. Farrell menjadi staf fotografer Miami Herald sejak 1987. Dia juga menjadi bagian dari kemenangan Miami Herald di Pulitzer Prize untuk Layanan Publik saat meliput badai di Florida Selatan pada 1993.
Sebagai wartawan foto Farrell jelas sudah kenyang pengalaman dan petualangan. Berbagai negara sudah dia datangi. Selain di Turki, dia juga pernah bertugas di Haiti, Kuba, serta beberapa negara di Amerika Selatan dan Tengah.Tak jarang Farrell mesti bolak-balik ke beberapa negara demi tugasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar