MENGGENDONGanak,naik tangga sambil menenteng belanjaan,atau menaruh tas di atas lemari sering dianggap aktivitas biasa.Padahal,semua itu melibatkan beban dan kekuatan otot,sehingga perlu dilatih.
Bagi mereka yang telah berkeluarga, pelepas kepenatan setelah seharian bekerja adalah bertemu anak. Seperti pengakuan Herman, 30. Berprofesi sebagai sales marketing produk asuransi,pria asal Depok ini memiliki mobilitas tinggi dan jam kerja yang cukup melelahkan. ”Tapi kalau sudah sampai di rumah dan ketemu anak, rasanya semua capek hilang!” ungkap ayah Nayaka, 3, ini. Sepulang kerja, si mungil Nayaka selalu berlari ke pelukan ayahnya.
Herman pun membalasnya dengan mengangkat jagoan ciliknya itu tinggi-tinggi. Hal lain yang menjadi aktivitas rutin adalah berbelanja.Pergi berbelanja ke supermarket, lalu pulang membawa berkantong-kantong belanjaan adalah hal biasa dilakukan para ibu.Namun,manakala harus menaiki tangga sambil menenteng bawaan cukup berat, tanpa sadar mereka telah melakukan latihan beban.Begitu pun saat menaruh tas besar di atas lemari tinggi,otot lengan bekerja lebih dominan.
Contoh lain adalah saat menggendong anak kecil atau mengangkatnya dari lantai ke kursi tinggi. Kesemuanya itu merupakan aktivitas harian sederhana yang sejatinya dapat dilatih supaya lebih kuat. Karena itulah, pusat-pusat kebugaran saat ini tak lagi berfokus pada program pembentukan ataupun pelangsingan badan semata. Tak lagi soal latihan rumit seperti dancedan hip hop,tapi juga latihan sederhana dan fungsional untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Menurut instruktur sekaligus personal trainer Fitness First Senayan City Jakarta,Miko Munir,latihan fungsional dengan menggunakan beban tersebut tak hanya menambah kekuatan otot, juga mencegah cedera. ”Acapkali ditemui seorang ibu yang sepulang kerja menggendong anaknya,tapi malah jadi sakit pinggang. Hal itu karena ototnya lemah,” ungkap pria yang akrab disapa Miko ini. Aktivitas seperti jalan-jalan di mal, menggendong anak, menaiki tangga sambil membawa belanjaan, lanjut Miko,mungkin terkesan mudah dan dapat dilakukan siapapun.
”Tapi latihan ini tetap perlu, karena jika tidak dilatih sampai di mana kekuatan kita? Dengan berlatih, massa otot akan makin banyak,” tandasnya. Miko memberi contoh, banyak yang merasa kuat jalan-jalan di mal selama dua jam nonstop.”Nah,jika ditambah dengan latihan kardiovaskuler rutin, maka Anda bisa kuat jalan-jalan sampai empat jam. Buktikan saja!”serunya. Jenis latihan fungsional yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tidaklah rumit. Justru sangat mudah dipraktikkan di rumah.
Gerakannya ada yang seperti memotong kayu, memegang tongkat beban,hingga naik tangga biasa.Beban yang dipakai pun bisa didapat di rumah. Misalkan, medicine balldiganti botol air mineral, atau handuk panjang untuk menggantikan tongkat besi. ”Jadi, tidak ada alasan bahwa untuk mencegah cedera harus latihan di gym,” ujar Miko seraya menyebutkan sasaran utama latih- an beban fungsional ini adalah otot kaki, perut, punggung, bahu, lengan depan atau bisep,serta punggung bagian bawah.
”Latihan dan beban ini sifatnya progresif,artinya harus ada peningkatan secara bertahap,”imbuhnya. Untuk satu sesi, latihan dilakukan 10-20 hitungan dan diulang tiga kali. Durasi latihan maksimal 45 menit, termasuk 15 menit aerobik dan latihan kardiovaskuler. Dalam keseharian,bisa juga diawali pemanasan jalan kaki keliling komplek rumah. Saat melihat ada tangga di taman, lakukan gerakan step up (melangkah maju), atau cari trotoar.
Variasikan dengan gerakan step back (mundur sambil menurunkan satu kaki). Perlu diingat,sebelum memulai latihan, jika memiliki cedera tertentu hendaknya berkonsultasi dulu ke dokter atau personal trainer. (inda susanti)
Referensi : Media Seputar Indonesia, Saturday, 16 May 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar