Rabu, Juni 03, 2009

Pengembangan Diri : The Power of Resourcefulness - Kekuatan Mendayagunakan

Kekuatan Mendayagunakan

Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya


Krisis terjadi karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan. Karena kebutuhan jauh lebih besar dari pasokan yang tersedia. Kita memiliki sumber daya sebagai aset yang dianugerahkan oleh Tuhan secara gratis. Sumber daya alam, talenta dan potensi pribadi, waktu, tenaga, pikiran, memang dimiliki secara cuma-cuma, tapi bukan berarti itu untuk disia-siakan. Tingkat persaingan yang tinggi membutuhkan kreativitas dan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya. Situasi yang semakin tidak menentu, mendorong kita agar mampu melakukan evaluasi dan antisipasi. Kita harus menyadari betapa banyak hal yang telah disia-siakan selama ini. Menghadapi situasi krisis, kita harus bersikap kreatif dan bijaksana dalam mengelola sumber daya dan aset yang dimiliki.

Pola Pikir dan Gaya Hidup
Ciri dari karakter pendayagunaan adalah efektif dan efisien. Efektif berarti tepat guna. Sedangkan efisien adalah tepat daya. Penggunaan sumber daya yang tepat sasaran, jelas dan terkontrol pemakaiannya dengan hasil yang maksimal. Efektif adalah biaya sama dengan hasil. Efisien berarti biaya lebih kecil atau sama dengan hasil.
Efisiensi diawali dengan pola pikir dan gaya hidup. Hal ini membentuk kebiasaan sehari hari. Sering kali lingkungan yang makmur dan serba ada, cenderung membentuk sikap hidup kita yang kurang menghargai efisiensi. Sering kali efisien dikonotasikan dengan pelit atau kikir. Padahal efisien berarti memiliki antisipasi dan prioritas dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki. Itu berarti kita menghargai anugerah Tuhan dengan mengelola aset kita secara bijaksana.

Karakter Pendayagunaan
Karakter pendayagunaan dimulai dengan sikap hidup sehari-hari yang tepat. Diawali dengan cara mengelola pola pikir dan pola hidup kita. Orang yang memiliki prinsip pendayagunaan senantiasa berpikir secara prosentase. Misalkan kita dapat berhemat Rp2.000,- dari pembelian barang seharga Rp10.000,- itu bukan sekadar penghematan Rp2.000,- namun berarti telah menghemat 20%. Bukankah kita justru sering mengabaikan dan menganggap remeh hal-hal yang sederhana?

1. Prioritas
Kita harus belajar menentukan hal-hal yang penting dan mendesak. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Dahulukan kebutuhan daripada keinginan. Karena keinginan tidak pernah puas, dan banyak keinginan sebenarnya bukan hal yang perlu.

2. Kreatif
Orang yang kreatif mampu melihat dari sisi yang berbeda. Benda-benda yang selama ini dibuang, mungkin masih bisa dimanfaatkan. Banyak karya seni yang indah berasal dari limbah yang selama ini diabaikan saja. Kreativitas tidak dapat dipadamkan, tapi sikap masa bodo dapat menghambat kreativitas. Orang yang kreatif pasti sanggup mengatasi krisis dan kesulitan hidup.

3. Rajin
Orang yang rajin memiliki antusiasme dan tujuan yang jelas. Kerajinan dibangun dari sikap optimis dan positif. Orang yang rajin mampu mengelola dan melipatgandakan aset yang dimiliki. Bagi orang yang malas, banyak hal menjadi sia-sia. Tapi tangan orang rajin membawa berkat dan keberuntungan.

Tips Praktis:
Repair – Reuse – Recycle
Bangun kemampuan melihat nilai benda, ide dan orang-orang di sekitar kita.
Gunakan secara bijak dan kreatif; waktu, potensi, pikiran, dan energi kita.
Antisipasi kebutuhan dan situasi di depan dengan apa yang
dimiliki sekarang.

Kembangkan pola hidup;
repair (perbaiki yang rusak),
reuse (penggunaan kembali), dan
recycle (daur ulang).

Berikan kepada orang lain atau jual barang-barang yang tidak digunakan lagi

The Word of Wisdom
Setiap sumber daya yang dimiliki wajib dikelola dengan efektif dan efisien

Tidak ada komentar: